Ketika Nabi Sulaiman ditinggalkan putranya, ia sangat sedih, lalu datanglah dua malaikat (menghiburnya dengan mendramakan kenyataan yang dialami olehnya), seakan punya urusan (sengketa). Malaikat pertama berkata: Sang raja, aku menanam biji (sudah tumbuh baik) tapi belum kunikmati hasilnya, tahu-tahu dicabut oleh orang ini. Ia menyatakan kebenaran pengaduan orang pertama, bertanya pada orang kedua: kenapa kau lakukan? Jawabnya :
Aku berjalan menuju jalan raya, ditengah-tengahnya ada tanaman kurang sedap dipandang mata, lalu dipindahkan ke kanan-kiri jalan, tidak tahunya diantaranya ada tanaman orang ini yang kucabut, lalu Nabi Sulaiman bertanya: Kenapa menanam di tengah jalan, tidaktahukah kamu bahwa setiap orang memerlukannya? Jawab Malaikat: Kenapa kau harus sedih dan duka atas kematian anakmu, tidak sadarkah bahwa : Mati adalah jalan menuju akherat?. Kemudian ia taubat, tidak lagi duka berlebihan atas kematian anaknya (demikian hadits dari Abu Darda)Ditengah perjlanan, Ibnu Abbas memperoleh berita tentang kematian putrinya, lalu ia membaca : “Innalillahi wa Inna ilaihi raaji’un”. Dan berkata: “Aurat yang ditutupi oleh Allah dan beban yang Dia selesaikan, serta pahala yang Ia datangkan bagiku, kemudian turun dari kendaraannya melakukan shalat 2 raka’at, katanya: Kami melakukan perintah Allah dalam ayat :
“Jadikanlah shabar dan shalat sebagai penolongmu………” (Al-baqarah: 45)
Ucapkanlah : "Inna lillai wa Inna ilaihi raaji’un”. Ketika seseorang darimu tali sandalnya putus, karena itu termasuk musibah”. (Alhadits).
Nabi saw. Bersabda : Barang siapa ditimpa musibah lalu membaca: Inna lillahi wa inna ilahi raaji’un” seperti yang diperintahkan Allah, dan berdoa : Ya Allah berilah pahala bagiku, dalam musibah ini, dan gantilah yang lebih baik, maka Allah memberinya (yang lebih baik). Umi Salamah berkata: lalu ketika Abu Salamah (suaminya) meninggal Aku baca doa tersebut, tetapi teringat siapakah yang lebih baik dari Abu Salamah, tahu-tahu Allah menggantikannya, Nabi saw. Yang mengawininya.
Memukul paha sewaktu ditimpa musibah, menggugurkan pahalana, dan yang dianggap sabar adalah pada pukulan pertama (mengekangnya), sedang besarnya pahala sesuai dengan besar kecilnya musibah, dan yang membaca “Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un”, Allah pasti menambah pahala baru, seperti saat terjadinya musibah”. (HR. Shalim Muhammad dengan sanadnya Annas bin Malik).